Lanjut ke konten

Berbagi Pengalaman di Bogor Organic Fair

Juli 15, 2013
P1020751

Berbagi pengetahuan tentang nutrisi organik

Pada tanggal 22-23 Juni 2013 yang lalu, kami berkesempatan mengikuti pameran di Bogor. Acara yang bertajuk “produk organik sebagai warisan budaya Indonesia” ini diikuti oleh berbagai komunitas, kelompok petani, serta beragam produsen organik dan herbal.

Sebagai peserta, kelompok tani kami juga mendapat kesempatan berbagi pengalaman. Mengisi acara talkshow di panggung utama. Utamanya, kami menjelaskan mengenai apa yang telah dilakukan dan diaplikasikan di lahan kami. Yakni pertanian alami mengggunakan beragam pupuk nutrisi dan mikroorganisme lokal buatan sendiri.

Tahun ini kami memasuki tahun ke-6 mengaplikasikan pertanian alami di lahan sawah dan kebun. Serta masih terus mempelajari alam, tanaman, serta hewan yang kami budidayakan. Termasuk belajar dari beragam peserta dan pengunjung.

Slideshow ini membutuhkan JavaScript.

Buah dari Nutrisi Buah

Februari 18, 2011

Saat mengenalkan beragam nutrisi alami ke tetangga sekitar, banyak yang tertarik membuat nutrisi buah. Sebab pembuatannya mudah, tidak membutuhkan biaya tinggi, dan hasilnya berbau sedap. Bahkan nutrisi buah ini juga dapat dikonsumsi sendiri jika digunakan buah yang segar.

Nutrisi buah adalah nutrisi yang diberikan untuk tanaman saat akan berbuah. Tanaman apapun bisa, termasuk padi. Nutrisi ini dibuat dari sari buah. Buah yang digunakan bisa apapun, kecuali jeruk. Nutrisi buah jeruk hanya untuk tanaman jeruk.

Jika diberikan untuk tanaman, buah yang digunakan tak perlu segar. Namun jika ingin mengkonsumsinya untuk kesehatan, harus menggunakan buah yang segar. Saya biasanya menggunakan buah-buah murah dan jarang dibeli orang di pasar. Misalnya sawo atau nanas.

Menurut wikipedia, nanas banyak mengandung fosfor (P) yang baik untuk pertumbuhan bunga atau buah pada tanaman. Selain itu nanas juga mengandung kalium (K) dan kalsium dua jenis nutrisi yang juga dibutuhkan tanaman. Sedangkan Sawo mengandung beragam nutrisi dan karbohidrat yang baik untuk tanaman dan pertumbuhan mikroorganisme baik.

Cara membuat nutrisi buah cukup mudah. Sari buah sebanyak satu liter ditambah gula merah sebanyak 3 sendok makan. Campuran ini kemudian ditutup rapat, dan didiamkan atau menunggu terfermentasi hingga satu minggu. Kemudian saat akan disemprot ke tanaman, cairan yang telah difermentasi tersebut ditambah kuning telur ayam kampung.

Aplikasi nutrisi ini tidak banyak. Cukup sebanyak 200cc nutrisi untuk 15 liter air. Mengapa 15 liter? Sebab saya menggunakan tangki penyemprot ukuran 15 liter. Perbandingan ini untuk memudahkan penggarap saat akan menyemprotkan nutrisi buah menggunakan tangki penyemprot. Larutan nutrisi ini disemprotkan ke daun dan tanah disekitar tanaman saat akan berbuah.

Hasilnya, pada panen yang lalu, tiap satu kuintal gabah menghasilkan 80 kg beras. Karena itulah banyak petani sekitar saya yang tertarik membuat nutrisi buah. Sebab hasilnya lebih baik dibanding menggunakan perangsang buah sintetis yang harganya mahal.

Semoga saja secara bertahap petani di desa saya mengenal metode bertanam organik dan mengaplikasikannya. Agar tanah pertanian lebih subur, lebih menghasilkan, dan kualitas air sungai/irigasi lebih baik. Tidak tercemar bahan kimia sintetis dari pupuk sintetis dan pestisida pabrikan.

Lampu untuk Mengenalkan Bertani Organik

Februari 18, 2011
nutrisi

Meyakinkan tetangga sekitar untuk kembali bertani secara alami tidak mudah. Ini seperti tugas seorang marketing untuk meyakinkan konsumen agar membeli produk barunya. Tapi tak ada salahnya memperkenalkan metode pertanian alami ini ke tetangga sekitar. Sebab setelah hampir empat tahun bertani alami, saya mulai merasakan manfaatnya. Setidaknya untuk diri sendiri dan keluarga besar.

Petani di daerah saya tidak banyak yang mengenyam pendidikan tinggi. Karena itu sulit jika menjelaskan bahwa pertanian organik itu aman bagi lingkungan. Agar petani di sekitar saya “ngeh” bahwa nutrisi tanaman yang dapat dibuat sendiri lebih baik dibanding pupuk urea, saya menggunakan indikator lampu.

Saya mengenal indikator lampu ini dari teman saya sesama petani organik. Jika nutrisi tanaman atau pupuk organik cair atau urin sapi diuji menggunakan indikator tersebut, lampu akan menyala. Sementara larutan urea tidak akan menyala. Berikut ilustrasi sirkuit listriknya. Lampu yang digunakan cukup watt yang kecil.

Ilustrasi sirkuit listrik indikator lampu

Melalui peraga indikator lampu ini, saya dapat menjelaskan bahwa pupuk urea “tidak ada apa-apanya” dibanding nutrisi tanaman buatan sendiri. Meskipun urea mengandung nitrogen yang melimpah untuk tanaman, namun jika digunakan berlebihan ia akan merusak tanah dan akhirnya mengundang hama dan penyakit tanaman.

Jika ditilik dari segi ilmiahnya, lampu pada alat indikator sederhana ini menyala sebab terjadi reaksi elektrokimia pada nutrisi alami. Nutrisi alami yang dibuat sendiri ini bersifat elektrolit. Sementara larutan urea tidak bersifat demikian.

Cairan nutrisi adalah cairan hasil fermentasi dari mikroorganisme tertentu yang berasal dari tanah, tumbuhan atau buah-buahan. Fermentasi adalah proses kimia yang panjang. Proses ini terjadi di dalam sel mikroorganisme. Proses fermentasi ini melibatkan elektron-elektron yang berasal dari senyawa organik itu sendiri. Sehingga proses yang bersifat anaerobik atau tanpa oksigen ini menghasilkan cairan yang bersifat elektrolit.

Sedangkan urea adalah senyawa organik dengan rumus kimia (NH2)2CO. Urea berbentuk padat, tak berwarna, dan tak berbau. Saat dilarutkan dalam air urea sifatnya netral dan tidak mengion. Karena tidak mengion maka urea tak bersifat elektrolit. Sehingga lampu indikator tidak menyala.

Seperti yang telah dijelaskan, indikator lampu sederhana digunakan sebagai alat untuk menjelaskan beda nutrisi alami dengan pupuk urea. Bahwa nutrisi alami banyak mengandung mikroorganisme dan enzim yang baik untuk tanah. Mikroorganisme inilah yang akan menyediakan beragam nutrisi bagi tanaman.

Sementara pupuk urea hanya mengandung nitrogen. Di tanah, urea masih butuh bantuan mikroorganisme tanah untuk memecah molekulnya menjadi amonia dan karbondioksida. Agar dapat diserap oleh tanaman.

Lagipula jika tanah diberikan terlalu banyak urea, tanah akan bersifat asam. Sebab mikroorganisme tanah mengubah urea menjadi molekul nitrat. Melimpahnya molekul nitrat di tanah menyebabkan tanah bersifat asam dan kurang baik bagi pertumbuhan tanaman.

Namun, lagi-lagi, tak mudah meyakinkan petani sekitar untuk mengurangi pemakaian urea dan berpindah ke metode organik. Mereka sudah terbiasa dan merasa bahwa pupuk pabrikan masih lebih baik dibanding membuat sendiri.

Selain itu, secara ekonomi banyak diantara petani yang memiliki pekerjaan atau sambilan lain untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Banyak juga istri-istri mereka memilih menjadi TKW di luar negeri demi memenuhi kebutuhan ekonomi seluruh keluarga. Sebab menurut mereka, hidup dari bertani saja tidak cukup.

Oleh karena itu saya jelaskan pada mereka bahwa dengan membuat sendiri pupuk dan nutrisi untuk tanaman, kita dapat menghemat biaya pengeluaran untuk membeli urea. Dan bahwa beras organik harga belinya diatas beras biasa.

Ditambah lagi, kita dapat menghasilkan beras yang sehat bagi keluarga. Bahkan nutrisi yang dibuat pun dapat dikonsumsi sendiri untuk kesehatan. Dengan catatan, bahan baku yang digunakan masih segar.

Alhamdulillaah… Setelah saya membagi pengetahuan saya dengan para tetangga, sebagian ada yang mulai tertarik membuat nutrisi sendiri. Meski baru satu-dua jenis nutrisi saja. Semoga saja secara bertahap mereka mau beralih ke cara yang lebih alami. Setidaknya agar tanah dan air di desa tidak banyak mengandung polutan dari pestisida dan pupuk kimia.

Satu Pohon Singkong Menghasilkan 15-18 kg Umbi

Februari 2, 2011

Tetangga satu kampung yang berjualan getuk sering membeli singkong dari kebun di samping rumah. Umumnya ia membeli hanya satu batang pohon, yang berat umbinya sekitar 8-10 kg. Beberapa minggu kemudian si penjual getuk kembali membeli singkong. Seperti biasa, ia hanya meminta satu pohon saja. Namun setelah dicabut satu pohon, berat umbinya 15 kg. Kemudian dicabut kembali salah satu pohon, dengan harapan umbinya seberat 10 kg. Ternyata setelah ditimbang beratnya mencapai 17 kg. Padahal tanah tidak ditambah pupuk pabrik. Hanya ditutupi oleh mulsa jerami hasil samping panenan.

Sebetulnya kami menanam singkong di kebun samping rumah tujuannya untuk memanfaatkan lahan yang sudah lama tak produktif. Banyak petani lihai menanam singkong. Sebab budidaya singkong tidak memerlukan perawatan yang sulit. Ditambah lagi Indonesia iklimnya tropis dan curah hujannya baik untuk pertumbuhan singkong. Batang singkong cukup distek dari induknya, kemudian ditanam di lahan yang telah gembur.

Di kebun kami, lahan untuk menanam singkong diberi pupuk kompos buatan sendiri serta dicangkul.Setelah itu lahan disiram nutrisi buatan sendiri. Baru kemudian lahan ditanami oleh singkong dan beberapa tanaman lain. Penyiraman tidak terlalu sering, karena ditanam saat musim hujan. Agar singkong dapat tumbuh tunas dan berkembang baik.

Setelah singkong berumur sekitar tujuh bulan, sudah ada beberapa pohon yang dicabut untuk konsumsi sendiri. Dan satu pohon singkong rata-rata menghasilkan umbi 10 kg. Kemudian selama beberapa minggu kami sibuk panen padi. Sebagian jerami padi hasil panenan kami gunakan sebagai mulsa di lahan yang telah ditanami singkong. Dan seperti yang telah diceritakan, ternyata penggunaan mulsa organik ini dapat menambah kuantitas singkong sebanyak 40-50 persen.

Mungkin hal tersebut terjadi karena jumlah nutrisi di tanah yang tertutup mulsa bertambah. Tumpukan jerami atau mulsa yang menutupi tanah mampu membantu mengkondisikan kelembaban tanah. Karena lembab, maka mikroorganisme dapat tumbuh baik di bawah tumpukan mulsa. Mikroorganisme tersebut akan menghasilkan enzim yang dapat menyediakan nutrisi dan mineral bagi tanah. Organisme tanah tersebut juga menghancurkan material organik dari mulsa itu sendiri dan membentuk kompos. Dan menurut artikel di wikipedia, mulsa juga dapat mencegah pertumbuhan gulma dan penyakit.

Selain bermanfaat bagi kesuburan tanah, mulsa organik seperti jerami padi mudah didapat dan murah. Karena hampir setiap petani yang menanam padi pasti menghasilkan jerami. Penggunaan mulsa jerami ini tidak sebatas di lahan samping rumah. Sawah  pun kini selalu diusahakan ditutupi jerami padi setiap musim panen tiba. Sehingga saat sawah akan ditanami kembali, tanah sudah mendapat cukup nutrisi.

Selain menambah berat singkong, penggunaan mulsa organik (serta nutrisi organik buatan sendiri) ternyata juga mempengaruhi kualitas singkong yang ditanam. Banyak tetangga dan tamu yang bilang singkong kami empuk dan lembut. Meskipun jenis singkong yang ditanam bukan singkong mentega. Tapi singkong lokal biasa. Penjual getuk yang sering beli singkong pun dagangannya laris manis. Secara tidak langsung, kebun organik kami ikut menambah rezeki orang lain lewat singkong.

Sebagai catatan, ketebalan tumpukan mulsa organik perrlu diperhatikan. Bila terlalu tebal bahkan menggunung, tidak baik akibatnya untuk tanah. Sebab tanah tidak mendapat sinar matahari. Hal ini dapat membahayakan pertumbuhan tanaman.

Selamat mencoba menggunakan mulsa organik.

Cara Membuat PGPR, Bakteri Pemacu Pertumbuhan Tanaman

Januari 29, 2011

Apa itu PGPR?
PGPR (Plant growth-promoting rhizobacteria) adalah bakteri pemacu pertumbuhan tanaman. Bakteri yang terdapat dalam PGPR adalah sejenis bakteri yang biasa hidup di akar tanaman. Mikroorganisme ini hidup berkoloni di sekitar akar tanaman dan membantu memacu pertumbuhan tanaman.

Setelah membaca wikipedia, PGPR ini pertama kali diteliti oleh Kloepper dan Schroth tahun 1978. Mereka menemukan bahwa keberadaan bakteri yang hidup di sekitar akar ini mampu memacu pertumbuhan tanaman jika diaplikasikan pada bibit/benih. Tidak hanya itu, tanaman nantinya akan beradaptasi terhadap hama dan penyakit.

Bagaimana bakteri PGPR dapt memacu pertumbuhan?
Bakteri PGPR mampu mengikat nitrogen bebas dari alam atau istilahnya fikasi nitrogen bebas. Nitrogen bebas diubah menjadi amonia kemudian disalurkan ke tanaman. Bakteri akar ini juga mampu menyediakan beragam mineral yang dibutuhkan tanaman seperti besi, fosfor, atau belerang. PGPR juga memacu peningkatan hormon tanaman. Peningkatan hormon tanaman inilah yang secara langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

Cara Membuat PGPR

  • Biang PGPR

Biang PGPR dibuat dari akar bambu sekira 250 gram yang direndam dalam air selama tiga tiga malam. Atau direndam dengan air kelapa.

  • Bahan:

20 liter air
1/2 kg dedak/bekatul
Terasi
1 sdm air kapur sirih
250 gram gula merah / tetes tebu

  • Cara membuat:

Campur semua bahan, kemudian didihkan.
Setelah dingin, campurkan 1 liter “biang PGPR”. Tutup rapat. Diamkan satu hingga dua mingggu.

Aplikasi PGPR

  1. PGPR  yang telah jadi dapat diaplikasikan ke tanah sekitar tanaman dengan perbandingan; 200 cc PGPR untuk 14 Liter air.
  2. Benih yang direndam PGPR dapat merangsang pertumbuhan akar.

Catatan:
Bakteri PGPR adalah bakteri tanah yang masa hidupnya tidak panjang. Karena itu perlu mengembalikan populasinya setiap akan menebar benih.

Semoga bermanfaat.

sumber lain tentang PGPR: www.pertaniansehat.or.id

Nutrisi Tanaman

Juli 1, 2010
nutrisi

Sampel beragam jenis nutrisi (kecuali urea)

Nutrisi tanaman atau pupuk organik cair, sebenarnya bisa kita buat sendiri. Banyak sekali sebutan atau istilah nutrisi tanaman sesuai fungsi atau kandungannya. Misalnya PGPR (plant growth promoting rhizobacter), MOL/IMO (mikroorganisme lokal), serta nutrisi lainnya. Intinya, tiap ramuan memiliki khasiat tersendiri untuk tanaman. Dan untuk beberapa ramuan, nutrisi juga dapat digunakan pada hewan dan dapat dikonsumsi manusia. Tentunya pada jumlah dan kandungan tertentu.

Saya membuat beragam jenis nutrisi untuk dicobakan pada tanaman. Berbekal pengetahuan dari sesama petani serta mencoba mereka sendiri, saya meracik nutrisi dari beragam jenis tumbuhan, buah-buahan, ikan, urin hewan atau material organik lain untuk difermentasi. Hasil fermentasian kemudian diujikan pada tanaman.

Beberapa nutrisi yang saya buat antara lain:

  1. PGPR
  2. PGPR Kelapa
  3. Urin sapi
  4. Mikroba II
  5. Urinsa
  6. Startbio
  7. Nutrisi telur
  8. Nutrisi ikan

Nutrisi-nutrisi tersebut memiliki kegunaan dan aplikasi yang berbeda. Masing-masing punya waktu penggunaan. Ada yang digunakan sebagai perendam benih, ada yang digunakan pada saat musim tanam (untuk mencegah dari penyakit), ada yang digunakan pada masa peralihan, ada juga yang digunakan pada masa reproduktif atau pembentukan buah.

Penggunaan nutrisi memang lebih beragam dan tidak praktis ketimbang pupuk urea atau pupuk pabrik lainnya. Nutrisi juga diberikan dalam jumlah yang optimal dan waktu yang tepat. Gunanya agar nutrisi yang diserap sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh dan membangun kekebalan tubuh dari beragam penyakit.

Pelatihan Pengendalian Hama Tanaman menggunakan Trichogramma

Juni 29, 2010

Pada tanggal 4-6 Mei 2010, saya berkesempatan mengikuti pelatihan di Pasuruan Jawa Timur. Pelatihan ini diadakan oleh Pengamat Hama Tanaman dan Hortikultura dan Laboratorium PPHTI Pandaan.

Pelatihan yang menghadirkan Ibu Cholifah sebagai narasumber ini, menggunakan Trichogramma sp sebagai musuh alami hama ngengat tanaman padi.

Awalnya, tepung jagung dan dedak disangrai (digoreng tanpa menggunakan minyak). Kemudian campuran tersebut diletakkan dalam sebuah toples yang telah diisi oleh hama gudang. Setelah enam minggu dengan hama gudang, imagonya akan keluar. Imago adalah semacam kupu-kupu kecil yang lebih dikenal dengan keper.

Keper kemudian dimasukkan ke dalam sebuah tabung silinder. Dua atau tiga hari kemudian, keper itu akan bertelur. Tahap selanjutnya yakni mencari telur hama pengerek batang padi. Telur hama itu diletakkan dalam tabung.

Dalam dua hari, tabung berisi telur hama itu akan dipenuhi hama. Ada beragam hama, ada trichogramma dan jenis hama lain. Trichogramma pun, sebenarnya juga merupakan hama.

Tahap selanjutnya, pada tabung yang dipenuhi hama itu, dimasukkan telur keper. Di sini, hama yang bukan trichogramma akan mati karena tidak mempunyai makanan. Proses ini dinamakan parasitasi trichogramma. Selanjutnya, trichogramma telah siap diaplikasikan di lahan pertanian.

sumber: http://jawapos.com/radar/index.php?act=detail&rid=163080

Artikel Pertanian Organik Merden di Bina Desa

Juni 26, 2010

Beberapa waktu yang lewat (sudah lama sekali, saya lupa) ada rombongan dari LSM  bina desa datang berkunjung ke desa saya.

Berikut ini link tulisan hasil wawancara dengan saya.

Sayangnya, saya belum dikabari tentang tulisan ini.

Cerita punya cerita, saya kenal dengan kawan yang pernah ikut pelatihan Natural Farming (NF) dari bina desa. Karena itulah LSM ini kenal saya. Dan saya jadi berkesempatan ikut pelatihan dan seminar dari Mr Cho Han Kyu. Pakar NF dari Korea.

Semua pelatihan, seminar, atau sekedar sharing saya hadiri untuk memperkaya pengetahuan dan pelajaran baru tentang bertani organik. Karena bertani organik itu susah-susah gampang.

Lewat blog ini, mudah-mudahan kami dapat berbagi pengetahuan dengan petani organik lain. Atau masyarakat luas yang ingin tahu bercocok tanam secara organik.

Beternak Organik

Juni 26, 2010

ternak kambing di pertanian organik Merden

Sebagai salah satu petani yang masih baru dalam dunia organik, saya juga mencoba beternak cara alami. Tujuan utama peternakan ini adalah untuk mendapatkan kotoran hewan (khususnya kambing) yang digunakan sebagai bahan utama kompos. Meski harga kambing/sapi itu sendiri memang lebih tinggi dibanding harga padi organik. Selain beternak kambing, saya juga mencoba beternak ayam kampung dan ayam pedaging.

Metode peternakan alami ini saya adaptasi dari Natural Farming ala Mr Cho serta beberapa literatur mengenai beternak. Sebab saat mencoba beternak alami ini, saya belum bertemu langsung dengan Mr Cho. Sementara literatur mengenai beternak alami milik saya masih belum lengkap.

Selama menjalani proses belajar beternak, saya mempelajari bagian-bagian mana yang harus diperbaiki dan bagian mana yang perlu adaptasi lokal. Tentu saja saya juga belajar dari pengalaman beberapa teman peternak yang sudah lebih dulu beternak secara alami.

Saat beternak kambing, awalnya saya memberikan pakan rumput terfermentasi atau jerami terfermentasi. Seiring berjalan waktu, saya juga tetap memberikan rumput segar yakni rumput sataria yang sengaja saya tanam di pekarangan. Selain itu, minuman ternak saya berikan nutrisi hasil buatan sendiri dengan tujuan meningkatkan daya tahan tubuh kambing. Meskipun demikian, tetap saja setiap makhluk hidup punya ketahanan tubuh yang berbeda.

Sementara pada ayam pedaging atau ayam leghor, saya mencoba menerapkan sistem penghangat alami. Untuk mengurangi penggunaan penghangat lampu yang memakan energi listrik cukup besar. Penghangat tersebut berupa merang yang telah diberi nutrisi atau aktivator. Panas dihasilkan dari aktivitas mikroba dalam nutrisi.

Beternak adalah merawat makhluk hidup yang resikonya cukup tinggi. Sebab daya tahan tubuh dan metabolisme tubuh tiap hewan berbeda. Bibit juga berpengaruh pada daya tahan tubuh selama proses penggemukan. Masih banyak yang harus dipelajari dari beternak secara alami ini.

Meski belum sepenuhnya berhasil, paling tidak saya mendapatkan pupuk kandang. Dan cucu saya punya hiburan…:)

ternak sapi pertanian organik merden

Semoga di tulisan lain akan dibahas lebih rinci tentang beternak organik ini. Atau siapa tahu ada yang mau berbagi tentang beternak secara alami.

Pembuatan Pupuk Kompos ala Merden

Juni 26, 2010

kompos

Pupuk kompos, merupakan salah satu komponen terpenting dalam bertani organik. Sebab tanah perlu pupuk padat selain nutrisi cair dan mikroorganisme agar zat hara tidak mudah terlarut oleh air hujan atau air irigasi.

Kompos adalah hasil penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik atau anaerobik. (id.wikipedia.org)

Membuat kompos, sebetulnya tidak sulit. Semua orang bisa melakukannya. Dan setiap petani atau siapapun yang ingin membuat kompos akan memiliki teknik-nya sendiri. Sebab hampir semua sampah/bahan organik dapat digunakan untuk membuat pupuk kompos. Proses pengomposan sendiri adalah proses alami yang dilakukan oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.

Agar proses alami tersebut tidak memakan waktu yang lama, membuat kompos perlu pengaturan dan kontrol. Misalnya mengatur campuran bahan organik, mengatur aerasi, mengontrol pengadukan/pencampuran, serta penambahan aktivator (mikroba) pengomposan.

Pembuatan kompos yang selama ini dilakukan di pertanian organik Merden, memanfaatkan jerami bekas padi, kotoran hewan (sapi dan kambing), rumput bekas pakan ternak, serta abu sekam. Terkadang juga ditambahkan serbuk gergaji limbah media jamur. Selain bahan-bahan organik tersebut, pengomposan sangat terbantu oleh aktivator buatan sendiri.

Banyak produk-produk aktivator pengomposan atau biasa disebut starter yang dijual. Namun, seperti yang telah dijelaskan di atas, pengomposan adalah proses alami. Karena itu kita dapat membuat sendiri atau lebih tepatnya membiakkan sendiri mikroba-mikroba dari alam yang dapat mempercepat pengomposan.

aktivator/starter kompos buatan sendiri

Aktivator yang kami gunakan dibuat dari rumen hewan (rumen adalah feses hewan yang didapat dari limbah tukang potong hewan). Rumen difermentasi menggunakan gula dan nanas. Aktivator alami ini kemudian disemprotkan di tumpukan kompos kemudian diaduk. Pengadukan dilakukan secara berkala. Yakni seminggu tiga kali. Lama pengomposan jika menggunakan aktivator tersebut, berlangsung selama 15 hari. Hasilnya adalah kompos yang berkualitas.

Kompos yang baik memiliki beberapa ciri sebagai berikut (id.wikipedia.org) :

  • Berwarna coklat tua hingga hitam mirip dengan warna tanah,
  • Tidak larut dalam air, meski sebagian kompos dapat membentuk suspensi,
  • Nisbah C/N sebesar 10 – 20, tergantung dari bahan baku dan derajat humifikasinya,
  • Berefek baik jika diaplikasikan pada tanah,
  • Suhunya kurang lebih sama dengan suhu lingkungan, dan
  • Tidak berbau.